Puisi Hamri Manoppo
Tuhan, ayah, ibu kami hilang,hotel kami roboh, jalan kami hancur lebur,
rumah kami porak poranda, semua..
tak ada lagi Tuhan
syukur yang tertinggal iman...
Tuhan, banyak kami berucap,
adakah kami salah adat dan singkap ucap?
di kanan kiri kami Malaikat mungkar-Mu berkelebat
pagi petang, sore dan malam,
di reruntuhan banyak yang nyawa meregang
seperti permainan?
jika kering air mata saudara,
ke mana kami membelinya,
di ombakkah yang murka,
atau angin dahsyat yang menyayat?
Tuhan, di ladang kuasa,
kami tak lebih dari sebiji zahra,
tapi rindu kami pada ridho-Mu, Gunung Uhud bukanlah tara
Gempa gelombang air lumpur batu dan tanah
mandikan kami bencana
kami lelah memikirkannya,
adakah asa yang membahana
sebagai wujud damai segala hamba?
Tuhan, air mata kami mengalir tak henti,
jerit derita tiada tara
perih pedih hancurkan raga,
hidup kami terkubur nestapa, asa, asa..
masih ada
Tuhan, mata sayu di himpitan reruntuhan itu
dalam nafas satu satu
berkata sendu
bolehkah kita damai, Tuhanku?
Kotamobagu, 1 Oktober 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar